Menunggu bus jurusan Senen- Ciputat (76) di sekitar bundaran HI membuatku merenungkan pilihan hidup. Menunggu pekerjaan (ataupun jodoh) hampir sama seperti menunggu bus. Ada bus yang lewat setiap 1 menit. Bahkan ketika bus itu masih berada di depanku, masih bisa kulihat bus dengan no yang sama sudah menanti di belakangnya. Sedangkan bus yang ku nanti saat itu, dalam waktu 20 menit belum terlihat 1 pun melintas. Sempat berpikir naik bus yang mudah dicari, turun di terminal kemudian disambung bus dan angkot lain, naik turun sampai 2-3 kendaraan umum. Toh semuanya akan sampai di tujuan yang sama meski membutuhkan usaha lebih (untuk naik-turun kendaraan umum).
Pengalaman itu membuatku berpikir, pengambilan keputusan dalam menentukan pekerjaan (ataupun jodoh) hampir sama dengan memilih bus. Karena saat ini permasalahanku lebih terkait dengan pekerjaan, mungkin renunganku lebih terkait dengan pekerjaan. Hal utama yang harus diperhatikan adalah
1. Sudah tahu tujuan kita.
Saat tahu tujuan (daerah mana yang mau kita tuju) perhatikan juga arahnya. Kemampuan spasial saya yang terkadang seperti babi hutan sempat menyesatkan saya karena meski sudah benar no bus sesuai tujuan, namun arahnya kadang salah (terbalik arah). Tidak masalah bila salah karena toh akan sampai ditujuan meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama. Jadi musti dipastikan selain no bisnya benar, arahnya juga sesuai yang kita mau. Pertanyaan standar saya tentang arah "Gue musti nyebrang nggak?" Dalam hal memilih pekerjaan, yang paling terpenting adalah tahu apakah tujuan kita. Bidang pekerjaan apa yang sesuai dengan minat dan bakat kita? Mau jadi apa kita sesuai dengan cita-cita? Kedudukan apa yang paling baik bagi saya dalam memulai karier sesuai dengan keadaan dan kemampuan saya sekarang?
2. Tentukan strategi paling efektif dan efisien untuk mencapainya.
Ketika menunggu mungkin saja saya memilih berganti-ganti kendaraan umum. Dimulai dengan bus yang searah dan ada di depan mata, kemudian di sambung lagi dengan kendaraan umum lain. Atau dengan sabar menunggu bus yang langsung menuju ke tempat tujuan meskipun lama. Uang dan kenyamanan juga menjadi pertimbangan. Bisa saja saya memilih kendaraan umum tanpa AC dengan biaya lebih murah dan musti berganti lebih dari sekali. Atau saya dengan sabar menunggu kendaraan AC yang langsung menuju tujuan saya, meskipun lebih mahal. Toh dua-duanya pasti sampai tujuan. Begitu juga dalam pekerjaan, bisa saja kita memilih pekerjaan apa saja yang ada di depan mata dulu sebelum akhirnya berganti pekerjaan lain meskipun tidak terlalu sesuai dengan keinginan (kenyamanan dan kesejahteraan yang diperoleh). Atau kita dengan sabar menunggu pekerjaan yang kita inginkan (sesuai passion, kenyamanan dan kesejahteraannya). Semua itu tergantung pilihan dan juga mempertimbangkan waktu yang kita miliki. Jika tidak dikejar waktu, lebih baik menunggu.
Setelah hampir setengah jam akhirnya saya naik bus 76 AC dan masih dapat tempat duduk. Satu hal lagi yang saya pikir terkait dengan pekerjaan.
3. Lamanya waktu perusahaan itu berdiri
Takdir dan strategi berperan dalam masalah ini. Tempat kita menunggu dan banyaknya orang yang sudah naik terlebih dahulu sangat menentukan apakah kita mendapatkan posisi yang nyaman atau tidak. Jika kita masuk saat perusahaan baru berdiri, kita bisa dengan leluasa menentukan posisi duduk. Namun jika sudah banyak yang mengisi, takdir berperan apakah kita mendapatkan posisi nyaman sesuai keinginan atau tidak. Bayar nya sama, namun fasilitas yang diperoleh berbeda sesuai dengan waktu dan tempat kita naik dan banyaknya orang yang lebih dulu naik.
What do you think?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar