28 November 2012
Diary Kehamilan
Setelah menikah, 9 September 2011, aku dan suamiku
memang berencana untuk program. Menunda kehamilan sampai 1 tahun perkawinan.
Alasan suamiku karena ingin memuaskan diri jalan-jalan dan menikmati kehidupan
perkawinan berdua dulu, sebelum memiliki anak. Untuk aku sendiri, sebenarnya
tidak masalah. Namun karena setelah menikah, aku belum mendapatkan pekerjaan
tetap, setelah resign dari kantorku yang lama, menunggu suami pulang terasa
lebih menyenangkan jika aku memiliki ‘mainan’ (baca: baby). Aku sempat menawar
untuk program penundaan dipercepat menjadi 6 bulan. Tetapi, setelah di awal
tahun 2012, aku bekerja tetap dan sudah
sibuk dengan aktivitasku sebagai dosen, kami tetap pada rencana awal untuk mulai
program kehamilan setelah 1 tahun perkawinan.
Pertanyaan dari lingkungan kadang menjadi cobaan
yang berat bagi program penundaan ini. Untuk generasi ‘tua’ alasan penundaan
kadang tidak bisa masuk di akal. Sering
juga orang-orang di sekeliling menyarankan untuk periksa ke dokter anu, pijat
di klinik ini, minum ini, makan itu dll.
Bahkan ada yang men-judge aku susah hamil karena terlalu gemuk :( Apalagi
ayah dan mertua memang sudah sangat merindukan cucu. Kesulitan yang dulu di
alami orang tua ketika memperoleh aku, aku rasa juga menambah ketakutan dan
menambah harapan orang tua untuk mendapatkan cucu.
Program penundaan yang kami lakukan hanya
berdasarkan kalender. Alhamdulillah,
kecanggihan tehnologi saat ini memungkinkan pasangan untuk men-download program di smart phone untuk mengetahui masa subur.
Jadwal mens ku yang relatif teratur membuat program ini berjalan baik. Setelah
honey moon ke 2 di perayaan ulang tahun perkawinan kami yang pertama, aku dan
suamiku akhirnya memulai program untuk memiliki anak.
Usaha dan doa tak putus-putus dipanjatkan. Mens
pertama setelah honey moon menjadi
kecemasan tersendiri. Apalagi aku pernah menonton flim di BBC Knowledge
mengenai usaha-usaha keras pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun dan belum
di karuniai anak. Ada keinginan untuk periksa ke dokter, karena sewaktu kecil
aku sangat suka bermain lompat tali, dan pernah dipijit dan diberitahu oleh
tukang pijit tersebut bahwa kandunganku agak miring karena sering
lompat-lompat. Aku dan suami sepakat akan cek bila setelah 6 bulan mencoba
belum hamil. Timbul rasa iri bila berpapasan dengan wanita yang sedang
mengandung. Senang sekaligus iri melihat teman-teman yang menikah lebih
belakangan, namun saat ini sudah banyak yang menggendong bayi.
Bercak darah
November 2012, bulan ke 2 setelah kami berencana
untuk memiliki anak, setelah mengajar aku melihat ada bercak darah di pakaian
dalamku. Sedih rasanya, karena aku berpikir aku mendapat menstuasi. Namun,
setelah menggunakan pembalut selama 2 hari, tidak ada darah haid yang keluar.
Berdasarkan hasil searching di
internet, bila memang terjadi kehamilan, darah merupakan saat dimana embrio
menempel di rahim. Perasaan harap-harap cemasku semakin besar.
Besoknya tak sabar aku membeli test pack. Hasil
test pack negatif, meskipun darah haid tidak keluar. Perut bagian bawah dan
payudara terasa sakit. Namun sakitnya tidak permanen (hilang timbul). Aku
semakin bingung dengan keadaan ini. Tidak haid, tapi juga tidak positif :( Perasaanku juga tidak karuan. Ada ketakutan besar
antara aku ‘sakit’ atau 'gangguan' sehingga tidak mendapatkan haid, tapi juga
tidak positif hamil. Bila mengandung, entah mengapa ada ketakutan besar anakku
akan cacat ataupun keterbelakangan mental. Bayang-bayang itu selalu
menghantuiku karena aku pernah membaca di sebuah majalah kasus ibu yang tidak
terdeteksi hamil, namun juga tidak haid ternyata ada gangguan kehamilan,
kemudian melahirkan anak dengan gangguan mental.
Mengingat test pack yang ku beli adalah test pack
termurah dengan harga Rp 5.000 saja, akhirnya aku berniat untuk melakukan test
lagi dengan test pack yang lebih mahal (Rp 20.000-an) setelah beberapa hari aku
tetap tidak mendapatkan haid.
Test Pack Positif
Sesuai dengan petunjuk penggunaan test pack, test
di lakukan pada saat pipis pertama di pagi hari. Jam 3.30, dengan mengantuk aku
menampung air pipis, kemudian suamiku yang mencelupkan test packnya.
Alhamdulillah 2 garis, meskipun garis ke dua sangat tipis. Masih belum yakin
dengan hasil test, malamnya kami mencoba lagi, dan ternyata tetap dua garis dan
sudah lebih tebal dari sebelumnya. Barulah kami yakin bahwa aku memang hamil
dan memberi tahu kepada orang-orang terdekat.
Besoknya, kami cek ke dokter dan berdasarkan hasil
USG sudah terdapat kantung rahim 0,87 cm :)
Berdasarkan mens terakhirku, kira-kira baby sudah berumur 5 minggu, dan
perkiraan lahir tanggal 24 Juli 2013. Saat ini, alhamdulillah aku tidak
mengalami gangguan mual dan muntah. Hanya pegal di perut dan payudara (hilang
timbul). Aku juga susah untuk menahan kantuk dan jadi lebih pelupa.
Sehat lahir batin ya baby-ku. Mama and Papa always try
to give everything the best for U :)